You don’t need to hide your IP address, but there are some times where you may want to. The most common reason is privacy. In the U.S., <a href="{ $congress }">Congress overruled</a> privacy regulations designed to protect the privacy of broadband users. Internet service providers can see your browsing habits, what you are using the internet for, and how long you spend on each page. This communication is not encrypted, so third-parties can see what website you’re visiting. One way to combat this is <a href="{ $doh }">DNS-over-HTTPS</a> (DoH). This encrypts your DNS (Domain Name System) traffic, making it harder for ISPs to see the websites you are trying to visit. For US <a href="{ $firefox }">{ -brand-name-firefox } users</a>, by default your DoH queries are directed to trusted DNS servers, making it harder to associate you with the websites you try to visit.

Anda tidak perlu menyembunyikan alamat IP, tapi terkadang Anda mungkin ingin menyembunyikannya. Alasan paling umum adalah privasi. Di AS, <a href="{ $congress }">Kongres membatalkan</a> regulasi privasi yang dirancang untuk melindungi privasi pengguna broadband. Penyedia layanan internet dapat melihat kebiasaan browsing Anda, untuk apa Anda menggunakan internet, dan berapa lama Anda menghabiskan waktu di setiap halaman. Komunikasi ini tidak dienkripsi, sehingga pihak ketiga dapat melihat situs web yang Anda kunjungi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah <a href="{ $doh }">DNS-over-HTTPS</a> (DoH). Protokol ini mengenkripsi trafik DNS (Domain Name System) Anda, sehingga menyulitkan ISP untuk melihat situs web yang ingin Anda kunjungi. Untuk <a href="{ $firefox }">pengguna { -brand-name-firefox }</a> di AS, secara default kueri DoH Anda diarahkan ke server DNS tepercaya, sehingga lebih sulit mengaitkan Anda dengan situs web yang ingin Anda kunjungi.